Kamis, 26 Agustus 2010

Hemat Listrik dengan Ballast Elektronik


Lampu tabung Neon (Fluorescent Lamp) adalah lampu tabung yang terbuat dari kaca yang didalamnya berisi gas argon dan dikedua ujungnya terdapat filamen elektroda. Untuk menyalakan lampu neon ini dibutuhkan alat yang disebut Ballast.
Pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal Ballast konvensional yang terbuat dari lempengan besi yang didalamnya terdapat kumparan kawat tembaga/spul. Namun ballast jenis konvensional ini banyak kelemahannya.

Belasan tahun yang silam, para ahli elektronika telah menemukan suatu sistem penyalaan lampu neon dengan menggunakan frekuensi tinggi yang kemudian dikenal dengan nama Ballast Elektronik. Saat ini sudah banyak lampu yang sudah dilengkapi dengan ballast elektronik namun terbatas pada jenis lampu-lampu SL, PLE-C, PLE-T untuk penerangan biasa seperti pemasangan di rumah dengan daya kecil yang dipasang langsung ke fitting misalnya fitting E27. Lalu bagaimana dengan lampu TL untuk di perkantoran, gedung-gedung dan industri yang masih menggunakan Ballast konvensional dan Starter sebagai pemicunya?

Berikut adalah kelemahan dari Ballast Konvensional:
• Pemborosan Arus (± 0,45 Ampere / 40 Watt).
• Umur neon lebih pendek akibat banyaknya flicker dan arus picu pada filamen.
• Tidak akan menyala sempurna pada tegangan rendah (dibawah 200V).
• Sering timbul suara dengung.
• Adanya flicker/kedipan pada lampu yang mengganggu penglihatan dan memperpendek umur lampu neon.
• Harus memakai Starter.
• Pada saat saklar dinyalakan lampu neon tidak langsung menyala melainkan harus dipicu terlebih dahulu sehingga terdapat kedipan/flicker yang dapat memperpendek umur neon (pada bagian ujung lampu neon biasanya berwarna hitam).
• Arus dan Tegangan tidak stabil akibat induksi medan magnet pada kumparan ballast. Cos phi (power factor) sangat rendah ± 0,48 (dibawah standar PLN yaitu 0,85), hal ini yang menyebabkan listrik menjadi boros.
Dengan perkembangan teknologi tersebut dan himbauan pemerintah tentang masalah hemat energi maka kami menghadirkan Ballast Elektronik TOPFLASH.
Kelebihan Ballast Elektronik TOPFLASH:
• Konsumsi arus sangat kecil (0,15 - 0,2 Amp/40W)
Penghematan hampir 3 kali dibanding dengan ballast konvensional.
• Lampu tidak berkedip
Ini dikarenakan Ballast Elektronik TOPFLASH beroperasi pada frekuensi tinggi yang konstan sehingga tidak memberikan kesempatan pada lampu neon untuk padam selama satu gelombang putaran. Lampu neon yang beroperasi pada 50/60 Hz akan padam dua kali setiap gelombang putaran, yaitu pada saat gelombang sinus mencapai titik nol. Hal inilah yang menyebabkan lampu neon terlihat berkedip, dengan ballast elektronik TOPFLASH hal ini dapat diantisipasi.
• Tidak perlu Starter
Dengan beroperasi pada frekuensi tinggi yang langsung membuat kedua filamen elektroda berpijar maka alat starter tidak diperlukan lagi.
• Tidak ada suara dengungan
Ballast elektronik TOPFLASH bekerja dengan frekuensi diatas kemampuan penangkapan telinga manusia sehingga suara dengungan tidak akan terdengar lagi. Lain halnya dengan ballast konvensional, dimana sering terdengar suara dengungan akibat pancaran laminasi dan coil yang merangsang vibrasi dari body ballast / plat besi sehingga timbul suara dengungan.
• Usia lampu lebih panjang
Ballast elektronik TOPFLASH menggunakan sistem Rapid Start, penyalaan lampu yang lembut dan terkontrol. Hal ini akan memperpanjang usia lampu dibanding ballast konvensional.
• Power Factor (Cos phi) yang tinggi
Ballast elektronik TOPFLASH menggunakan rangkaian komponen elektronik yang padat, ringan dan terkontrol. Power factor bisa mencapai 0,93 - 0,99 (melebihi batas standar PLN). Hal ini yang membuat efisiensi tinggi dapat tercapai dengan baik.
• Sinar lampu yang konstan
Dengan sistem operasi berfrekuensi tinggi, Ballast elektronik TOPFLASH tidak memberikan kesmpatan kepada lampu neon untuk berkedip, dengan demikian nyala lampu selalu konstan dan lebih terang dibanding ballast konvensional walaupun tegangannya dibawah 200V.
• Low Harmonic
Riak frekuensi yang dihasilkan sangat kecil dan teratur sehingga membentuk gelombang sinus yang hampir sempurna. Hal ini yang membuat Ballast elektronik TOPFLASH tidak mempengaruhi kinerja peralatan elektronik lain.
• Jaminan dan Layanan Purna Jual
Ballast elektronik TOPFLASH terbuat dari bahan bermutu tinggi memberikan Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun, selain itu kami memberikan layanan purna jual dan informasi-informasi teknik yang sekiranya diperlukan, Silahkan hubungi kami.
Analisa penghematan yang diperoleh dari pemakaian Ballast elektronik TOPFLASH
Contoh Kasus:
Sebuah kantor akan dipasang lampu jenis TKI 2x36 Watt pada tegangan 220 Volt sebanyak 50 titik yang akan menyala dari jam 08.00 s/d 18.00. Sebelum dipasang perencana listrik terlebih dahulu melakukan analisa Ballast jenis apa yang cocok untuk dipasang agar dapat menghemat pemakaian listrik, tidak ada flicker dan umur lampu lebih tahan lama?
Memakai Ballast Konvensional (Cos phi = 0,48)
I = (2 x 36 Watt) : (220 Volt x 0,48) = 0,682 Ampere
P = 0,682 Ampere x 220 Volt = 150,04 Watt

Pemakaian listrik per bulan:
10 jam/hari x 30 hari x 150,04 Watt = 45012 Watt/jam = 45,012 kWh
45,012 kWh x Rp. 480 = Rp. 21.606
50 titik lampu x Rp. 21.606 = Rp. 1.080.300
Memakai Ballast Elektronik TOPFLASH (Cos phi = 0,92)
I = (2 x 36 Watt) : (220 Volt x 0,92) = 0,356 Ampere
P = 0,356 Ampere x 220 Volt = 78,32 Watt

Lampu tabung Neon (Fluorescent Lamp) adalah lampu tabung yang terbuat dari kaca yang didalamnya berisi gas argon dan dikedua ujungnya terdapat filamen elektroda. Untuk menyalakan lampu neon ini dibutuhkan alat yang disebut Ballast.
Pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal Ballast konvensional yang terbuat dari lempengan besi yang didalamnya terdapat kumparan kawat tembaga/spul. Namun ballast jenis konvensional ini banyak kelemahannya.

Belasan tahun yang silam, para ahli elektronika telah menemukan suatu sistem penyalaan lampu neon dengan menggunakan frekuensi tinggi yang kemudian dikenal dengan nama Ballast Elektronik. Saat ini sudah banyak lampu yang sudah dilengkapi dengan ballast elektronik namun terbatas pada jenis lampu-lampu SL, PLE-C, PLE-T untuk penerangan biasa seperti pemasangan di rumah dengan daya kecil yang dipasang langsung ke fitting misalnya fitting E27. Lalu bagaimana dengan lampu TL untuk di perkantoran, gedung-gedung dan industri yang masih menggunakan Ballast konvensional dan Starter sebagai pemicunya?

Berikut adalah kelemahan dari Ballast Konvensional:
• Pemborosan Arus (± 0,45 Ampere / 40 Watt).
• Umur neon lebih pendek akibat banyaknya flicker dan arus picu pada filamen.
• Tidak akan menyala sempurna pada tegangan rendah (dibawah 200V).
• Sering timbul suara dengung.
• Adanya flicker/kedipan pada lampu yang mengganggu penglihatan dan memperpendek umur lampu neon.
• Harus memakai Starter.
• Pada saat saklar dinyalakan lampu neon tidak langsung menyala melainkan harus dipicu terlebih dahulu sehingga terdapat kedipan/flicker yang dapat memperpendek umur neon (pada bagian ujung lampu neon biasanya berwarna hitam).
• Arus dan Tegangan tidak stabil akibat induksi medan magnet pada kumparan ballast. Cos phi (power factor) sangat rendah ± 0,48 (dibawah standar PLN yaitu 0,85), hal ini yang menyebabkan listrik menjadi boros.
Dengan perkembangan teknologi tersebut dan himbauan pemerintah tentang masalah hemat energi maka kami menghadirkan Ballast Elektronik TOPFLASH.
Kelebihan Ballast Elektronik TOPFLASH:
• Konsumsi arus sangat kecil (0,15 - 0,2 Amp/40W)
Penghematan hampir 3 kali dibanding dengan ballast konvensional.
• Lampu tidak berkedip
Ini dikarenakan Ballast Elektronik TOPFLASH beroperasi pada frekuensi tinggi yang konstan sehingga tidak memberikan kesempatan pada lampu neon untuk padam selama satu gelombang putaran. Lampu neon yang beroperasi pada 50/60 Hz akan padam dua kali setiap gelombang putaran, yaitu pada saat gelombang sinus mencapai titik nol. Hal inilah yang menyebabkan lampu neon terlihat berkedip, dengan ballast elektronik TOPFLASH hal ini dapat diantisipasi.
• Tidak perlu Starter
Dengan beroperasi pada frekuensi tinggi yang langsung membuat kedua filamen elektroda berpijar maka alat starter tidak diperlukan lagi.
• Tidak ada suara dengungan
Ballast elektronik TOPFLASH bekerja dengan frekuensi diatas kemampuan penangkapan telinga manusia sehingga suara dengungan tidak akan terdengar lagi. Lain halnya dengan ballast konvensional, dimana sering terdengar suara dengungan akibat pancaran laminasi dan coil yang merangsang vibrasi dari body ballast / plat besi sehingga timbul suara dengungan.
• Usia lampu lebih panjang
Ballast elektronik TOPFLASH menggunakan sistem Rapid Start, penyalaan lampu yang lembut dan terkontrol. Hal ini akan memperpanjang usia lampu dibanding ballast konvensional.
• Power Factor (Cos phi) yang tinggi
Ballast elektronik TOPFLASH menggunakan rangkaian komponen elektronik yang padat, ringan dan terkontrol. Power factor bisa mencapai 0,93 - 0,99 (melebihi batas standar PLN). Hal ini yang membuat efisiensi tinggi dapat tercapai dengan baik.
• Sinar lampu yang konstan
Dengan sistem operasi berfrekuensi tinggi, Ballast elektronik TOPFLASH tidak memberikan kesmpatan kepada lampu neon untuk berkedip, dengan demikian nyala lampu selalu konstan dan lebih terang dibanding ballast konvensional walaupun tegangannya dibawah 200V.
• Low Harmonic
Riak frekuensi yang dihasilkan sangat kecil dan teratur sehingga membentuk gelombang sinus yang hampir sempurna. Hal ini yang membuat Ballast elektronik TOPFLASH tidak mempengaruhi kinerja peralatan elektronik lain.
• Jaminan dan Layanan Purna Jual
Ballast elektronik TOPFLASH terbuat dari bahan bermutu tinggi memberikan Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun, selain itu kami memberikan layanan purna jual dan informasi-informasi teknik yang sekiranya diperlukan, Silahkan hubungi kami.
Analisa penghematan yang diperoleh dari pemakaian Ballast elektronik TOPFLASH
Contoh Kasus:
Sebuah kantor akan dipasang lampu jenis TKI 2x36 Watt pada tegangan 220 Volt sebanyak 50 titik yang akan menyala dari jam 08.00 s/d 18.00. Sebelum dipasang perencana listrik terlebih dahulu melakukan analisa Ballast jenis apa yang cocok untuk dipasang agar dapat menghemat pemakaian listrik, tidak ada flicker dan umur lampu lebih tahan lama?
Memakai Ballast Konvensional (Cos phi = 0,48)
I = (2 x 36 Watt) : (220 Volt x 0,48) = 0,682 Ampere
P = 0,682 Ampere x 220 Volt = 150,04 Watt

Pemakaian listrik per bulan:
10 jam/hari x 30 hari x 150,04 Watt = 45012 Watt/jam = 45,012 kWh
45,012 kWh x Rp. 480 = Rp. 21.606
50 titik lampu x Rp. 21.606 = Rp. 1.080.300
Memakai Ballast Elektronik TOPFLASH (Cos phi = 0,92)
I = (2 x 36 Watt) : (220 Volt x 0,92) = 0,356 Ampere
P = 0,356 Ampere x 220 Volt = 78,32 Watt

Pemakaian listrik per bulan:
10 jam/hari x 30 hari x 78,32 Watt = 23496 Watt/jam = 23,496 kWh
23,496 kWh x Rp. 480 = Rp. 11.278 (Hemat Rp.10.332)
50 titik lampu x Rp. 11.278 = Rp. 563.900 (Hemat Rp. 516.400)
Kesimpulan:
• Menghemat pembayaran listrik Rp. 6.196.800 per tahun
• Tidak ada flicker dan umur lampu lebih tahan lama

1 komentar :

Unknown mengatakan...

perusahaan kami memiliki lampu yang hemat energi. kalau berminat hub saya 083117733922.

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes